Jumat, 14 November 2008

CORETAN ISENG, JANGAN PEDULIKAN

Kutuliskan ini tuk jiwa yang lelah dan penat mencari Mu yang TAK BERWUJUD,
yang senantiasa HADIR walaupun tak disadari
yang senantiasa BERBISIK LEMBUT,walaupun terbias oleh hiruk pikuk kahidupan
Cari dan telusuri Dia diruang jiwa mu ,sampai kepelosok relung jiwa yang paling gelap,sempit dan tersembunyi
Dan sementara kau belum dapat menyadaringa,jangan takut tuk menerima Dia apa adanya,karena......
Disaat engkau membenci Nya.......Dia akan hadir dengan cinta Nya
Disaat engkau mengabaikan Nya .....Dia akan hadir dengan kepedulian Nya
Bahkan disaat engkau tidak mempercayai Nya .......maka Dia akan menjelma menjadi apapun yang engkau lihat dan engkau dengar.
Dia akan menunjukan KEBERADAANNYA dengan cara tersendiri
Dan kita hanya cukup mencarinya kedalam diri,sampai Dia yang TAK BERWUJUD,menjelma menjadi apapun yang BERWUJUD,sehingga kemanapun matamu memandang yang terlihat hanya DIA

Sekedar berbagi

TUNGGU AKU DISITU


Tuk engkau nun jauh disana

Yang telah hadir diseparuh hidupku

Walaupun tanpa kusadari dan kumengerti

Ada cinta setulus dan sejernih embun pagi

Cinta apa adanya,utuh dan tak lekang oleh waktu

Tak banyak meminta,hanya memberi

Tak berharap tapi juga tak pernah kehilangan asa

Kau hanya menunggu,tak pernah bergeming, sampai aku bisa menyadarinya

Dan melirik jiwa mu yang tak pernah penat menanti

Dan baru kusadari,ada binar pelangi dimatamu

Mungkin sejak dulu,tapi tak kulihat

Sampai percikan air hujan menyirami jiwa ku yang gersang

Dan menyuburkan benih cinta yang mungkin juga ada dihati

Meski mungkin tak bisa tuk diraih,karena tali temali kehidupan yang tak mudah tuk dilewati

Tapi.......bukankah cinta adalah rahasia hati.......jadi biarkan dia ada disana

Dan tak seorangpun yang boleh tahu..

Jumat, 07 November 2008

SKENARIO KEHIDUPAN

Ada banyak orang hadir disekitar kita, dalam kehidupan ini, semuanya mempunyai MAKSUD dan TUJUAN yang SEMPURNA, sebab hanya dengan kehadiran orang disekitar kita, maka kita bisa belajar tentang segala hal. Kita tidak akan pernah bisa belajar sabar, tanpa kahadiran orang yang bisa menjengkelkan kita, yang kadang kadang membuat enek sampai mau muntah, kita belajar mengikhlaskan karena hadirnya orang yang kita cintai, yang lalu pergi meninggalkan kita tanpa sebab yang pasti. Belajar memaafkan tidak mungkin ada tanpa muncul peran orang yang menyakiti kita sampai ketulang sumsum, membenci tak mungkin bisa kita lewati,tanpa terlebih dulu mengasihi.

Ada begitu banyak orang yang hadir, yang semuanya hanya mempunyai satu tujuan, MENYEMPURNAKAN JIWA, dan kita lulus dari satu skenario kehidupan yang sudah diatur oleh semesta.

Dapatkah kita melewati semuanyanya hanya dalam satu babak kehidupan? Sebab tidak mudah tuk bisa lolos dari permainan kehidupan ini, tuk melewati satu belenggu saja, kadang membuat kita pontang panting, juga dari kenyataan hidup tidak semua orang yang begitu ‘ beruntung “ mendapatkan “anugrah” pembelajaran ini (yang menurut kebanyakan orang adalah “ musibah”)

Lalu apakah kita sanggup melewati semuanya dalam satu perjalanan hidup? Saya yakin sedikit yang bisa lolos ( kalaupun ada, mungkin, sudah berapa episode pembelajaran yang sudah dilewatinya, dan boleh jadi , pernah dan bahkan sering kali gagal, siapa tahu? )

Mencoba “memahami “ ini membuat hidup terasa ringan dan mengasyikkan, bahkan mungkin menggairahkan, kita tidak akan kehilangan energi hidup, selalu siap dengan hal yang yang tidak terduga yang mungkin tidak menyenangkan kita ( awalnya )

Jadi...........tidak ada satupun yang namanya keburukan dalam kehidupan ini ,sebab bagaimana mungkin yang Maha Baik membuat keburukan, atau yang Maha Benar menciptakan kesalahan.

Dan bukankah DIA diluar skenario dualitas, juga tidak ada satupun dijagat raya ini yang menyerupai Nya?

Dan ...........semuanya, hanyalah.............drama kehidupan yang diciptakan dan dirancang oleh YANG MAHA SEMPURNA, dengan tujuan, dan agar kita dapat menggapai kesempurnaan Nya.

Selasa, 04 November 2008

TUHAN HARUS YANG PALING UTAMA

Berlibur ke Bali? pernah, walaupun, selama puluhan tahun hidup baru dan Cuma dua kali, itupun terjadi karena ada tumpangan gratis, kalau tidak, boleh jadi sampai hari ini belum juga tercapai. Pulau yang satu ini amat sangat menyedot rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang tak pernah habisnya. Keindahan panoramanya? Siapa yang bisa membantah? Tetapi bukan hanya itu, atau malah, yang lebih membuat penasaran adalah kultur budaya yang menyatu dengan spiritualitas,sehingga tercermin dan tergambarkan dengan jelas, bahwa “ langit “ tidaklah terpisah dengan “bumi“, memuja “langit” identik dengan mencintai “bumi“, atau mencintai “sang pencipta“ ada keharusan mencintai “dunia” . Spiritualitas dan budaya, menjadi tak terpisahkan, sehingga membentuk paduan harmoni yang serasi dan selaras.

Ada rasa penasaran dan ingin tahu yang kuat, apa makna persembahan yang setiap saat dihantarkan ke Pura. Rasa ingin tahu ini terjawab disaat yang tepat (pasti semesta yang mengatur, karena mana ada peristiwa kebetulan di jagat raya yang amat tertib dan teratur ini ), seorang pemandu wisata adalah guru agama Hindu yang nyambi kerja (buat saya hal biasa, guru wajib mencari tambahan kalau tidak ingin megap megap menunggu “bulan” berakhir)

Pucuk dicinta ulam pun tiba, selama satu minggu penuh, obrolan yang seolah tak ada habisnya, karena sudah puluhan tahun terpendam dikepala, akhirnya terlampiaskan, ada rasa suka cita yang sulit tuk dijelaskan, ada rasa bahagia yang tidak tahu karena apa, dan mengapa, yang pasti ada kelegaan yang juga sulit tuk dijabarkan (bingungkan? Wong saya aja bingung )

Satu hal terjawab sudah, disaat beliau menjelaskan “ apapun itu, persembahan untuk Pura haruslah yang terbaik, buah yang paling baik, bunga yang paling indah, dan hiasan janur yang paling sempurna. Tidak ada seorang pun yang bisa dan boleh menggantinya, tidak suami, istri ataupun anak “

Cuma itu penjelasannya, tapi seolah seribu bulan memancarkan sinarnya, dan byaaaaar.........terang yang mendamaikan, merasuk kedalam jiwa.

Muncul bisikan dikalbu.............TUHAN YANG PALING UTAMA DAN WAJIB DI NOMOR SATUKAN!!!!

Senin, 03 November 2008

GENDER, BIOLOGIS ATAU PSIKOLOGIS


Masalah yang satu ini, tidak pernah selesai, selama berabad abad, dari zaman ratu BILQis, sampai MADONA, dan puncaknya periode JAHILIYAH, nun dibelahan bumi sebelah barat, dimana kehidupan begitu keras dan kematian selalu mengintip setiap saat.Konon bayi yang terlahir dengan jenis kelamin perempuan, tidak pernah diberi kesempatan menghirup udara dunia.

Tapi itu dulu kan?............sekarang? bukannya sudah tidak ada? Siapa bilang..........!!!!!!!

Selama konsep dan persepsi “ yang lemah “ selalu dikonotasikan dengan perempuan (konsepnya ada pada kitab suci ) maka persoalan SEJUMPUT ORGAN yang namanya jenis kelamin (padahal organ lain nya tidak ada bedanya, dan mungkin labih penting tuk kehidupan, ingat ada kloning, tehnik reproduksi masa depan ), maka masalah diskriminasi keperempuanan akan selalu muncul.

Lalu salahnya dimana ? karena yang satu bertahan itu ada didalam kitab suci, sementara yang lainnya tidak bisa menerima, tapi tidak berdaya, karena tidak mudah mempertentangkan “pakem kehidupan” yang satu ini, bisa bisa nyawa taruhannya.

Dan asal tahu saja,masalah ini ,telah lama sekali membuat kepala pusing (ego keperempuanan ? boleh jadi ) susahnya, berdebat dengan lawan jenis, yang biasanya amat mengasyikan,bila menyangkut masalah “gender “, berbalik menjadi amat sangat menyebalkan ( belakangan saya tahu, itu terjadi karena kami mewakili ego jenis kelamin masing masing )

Lalu seorang teman arif nan bijak,sedikit menyejukan hati, beliau berujar, sebenarnya, arti kata dalam kitab suci itu bukan hanya dikonotasikan dengan “ perempuan “, tapi bisa juga diartikan dengan “yang lemah “, aha..............berarti lintas kelamin ? karena banyak laki laki masuk katagori ini, atau malah mayoritas ? ha ha ha ......maaf.

Setelah sekian lama ,masalah yang membuat kadang dua kubu ini saling tarik ulur, secara tak sengaja,muncul sebuah buku”,SIAPA YANG MENGENAL DIRINYA, MAKA DIA MENGENAL TUHANNYA “ karangan JALALUDIN RUMI, dalam waktu sekejab tandas sudah buku itu dibaca.

Satu penjelasan yang membuat hati ini plong adalah masalah “ GENDER “ yang tidak dapat diganggu gugat, karena keabsahannya mempunyai justifikasi kelas wahid.

Beliau, mengupas masalah ini dengan sudut pandang yang berbeda, selama ini kita selalu mengkonotasikan “ GENDER “ dengan dan berhubungan dengan “BIOLOGIS sampai lupa, boleh jadi itu sebenarnya masalah “ PSIKOLOGIS”, sehingga pembahasannya tidak melulu menyangkut secuil organ yang kita beri nama “ kelamin “.

Menurutnya, kelelakian, atau tepatnya MASKULINITAS,adalah simbol dari “ aktif “ dan pada manusia itu diwakili oleh “PIKIRAN “, sedangkan keperempuanan, atau tepatnya “FEMINITAS “ adalah simbol dari pasif, diwakili oleh “ NAFSU “

Dalam proses psikologis jiwa, pikiran ( aktif ) dapat menguasai nafsu ( pasif ), atau maskulinitas dapat menguasai feminitas.

Jadi, definisi laki laki atau tepatnya MASKULIN, adalah........MANUSIA YANG PIKIRANNYA DAPAT MENGUASAI NAFSUNYA . Dan perempuan atau tepatnya FEMINITAS, adalah ......... MANUSIA YANG NAFSUNYA , MENGUASAI PIKIRANNYA.

Ha ha ha ha terima kasih “MAULANA “

Karena sebentar lagi kita akan memilih PEMIMPIN BANGSA, hanya sekedar berbagi,

PILIHLAH PEMIMPIN YANG PIKIRANNYA MENGUASAI NAFSUNYA, dan jangan memilih, PEMIMNPIN YANG NAFSUNYA MENGUASAI PIKIRANNYA.

MASIH MERIBUTKAN DAN MEMPERTENTANGKAN JENIS KELAMIN ?????????? CAPE DEH

Minggu, 02 November 2008

SEPENGGAL KISAH


Diakhir minggu puluhan tahun yang lalu,seperti biasa,agenda rutin ku membaca majalah mingguan terkenal.tidak pernah ada yang terlewat ( kecuali iklan mungkin ) dari halaman pertama sampai terakhir kulalap habis,karena sidikit sekali sumber bacaan yang membuatwawasan menjadi sedikit lebih terbuka ( dalam bahasa indonesia dan terjangkau kantung penghasilan ku sebagai seorang guru ).Dari surat pembaca sampai masalah perekonomian bangsa , ludes semua. Selesai itu, lama aku terdiam,sedih, miris dantak tahu apa yang harus aku lakukan atau kemana aku harus berbagi tentang ini, agar paling tidak sekedar bercerita agar sesak didada ini berkurang, dan aku ragu adakah yang peduli, jangan jangan Cuma aku saja yang terlalu sentimentil, tapi mana mungkin hanya aku saja yang tersentuh, aku yakin banyak orang diluar sana yang peduli,hanya saja aku tidak tahu dan tidak mengenalnya.Sebenarnya HANYA karena sebuah surat pembaca yang berasal dari seorang petani PIR ( Perkebunan Inti Rakyat ) yang kebetulan ikut transmigrasi jauh kepelosok pulau Sumatra.tanaman yang dikelolanya adalah karet.

Beliu menulis kisah kehidupannya selama menjadi peserta PIR,merasa jauh labih baik, dengan ukuran,dirinya tidak pernah bersekolah dan otomatis tidak bisa baca tulis, dengan suka cita beliau bertutur,sekarang saya bisa menyekolahkan anak saya sampai SMA, hal yang tidak pernah bisa dilakukan orang tua saya.Begitu bangganya saya sehingga saya yakin bahwa anak cucu saya nanti akan punya kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan saya.

Tapi ........setelah anak saya lulus dari SMA,dia tidak ingin tinggal di dusun terpencil ini,dia mengatakan “ pekerjaan seperti ini hanya cocok untuk orang yang tidak bisa baca dan tulis “ saya setuju sakali, karena sayapun tidak ingin anak saya menjadi seperti saya, dia harus lebih dari saya,kerja “kantoran “ itulah yang ada dikepala saya.

Setelah berembuk, kami sekeluarga setuju,anak saya yang berijasah ,harus pergi dan keluar dari dusun terpencil ini,dan mencari penghidupan yang “LEBIH BAIK “

Disuatu pagi pergilah dia menuju kota propinsi terdekat, dengan berbekal uang seadanya , dia menuju kota Palembang.

Lama tak terdengar beritanya,dan sayapun tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, karena kami kehilangan kontak sama sekali.

Sampai suatu hari ,ada ketukan dipintu, dan ketika saya buka, ternyata anakku pulang dan kembali kerumah.Tapi apa yang terjadi membuat saya terkejut, penampilannya tidak sesuai bahkan jauh dari yang saya bayangkan selama ini, lusuh, pucat, dan yang lebih mengkhawatirkan , pandangan matanya sama sekali tidak memancarkan gairah hidup.

Akhirnya, dari cerita yang dipaparkannya , saya menjadi tahu,bahwa ijasah SMA yang kami banggakan tidak ada artinya, karena begitu banyak pencari kerja tapi sedikit lowongan yang tersedia.

Dan akhir dari tragedi ini, anak saya tetap didusun kecil ini, tanpa kerja ( kerena pekerjaan saya bukan dan tidak cocok dengan ijasah yang dimilikinya ) mengganggur, dan setiap hari hanya bermain gitar sambil mabuk.Saya bingung apa yang salah ? Saya yang tidak bisa baca tulis, tapi mampu menyekolahkan anak sampai SMA , sementara anak saya,jangankan menyekolahkan anak anaknya,memberi makan dirinya saja dia tidak mampu. APA dan DIMANA letak kesalahannya.

PENDIDIKAN MENCABUT GENERASI DARI AKAR BUDAYANYA ??????????? SIAPA TAHU !!!!!!!!!!!!!!!!

GURU KEHIDUPAN

Ada,kadang sering, kerinduan muncul pada orang orang yang secara tidak langsung mengisi dan mencerahkan isi kepala yang tadinya kosong melompong.Ada Mr Brower almarhum lewat tulisannya, yang tak pernah terlewatkan,pojok kanan atas,sebuah surat kabar terkenal, Karlina Leksono, almarhum De Drost, dan dosen favorit saya, dr yusuf, yang disaat mengajar saya usianya sudah lebih dari 70 tahun ( I love you so much, saya yakin mereka yang sudah tiada atau yang akan tiada pasti masuk surga )

Begitu kagumnya saya dengan dosen yang satu ini,yang menurut saya teramat “sexi “ isi kepalanya,tidak seharipun selama satu semester saya bolos dari jadwal kuliahnya, dan yang pasti duduk paling depan, hampir tidak pernah berkedip (ga mungkin ya ?) menyimak seluruh pembicaraannya.

Tapi jangan pernah berpikir, yang diajarkannya melulu materi perkuliahan ( waktu itu fisiologi manusia ), malah dari sebagian besar waktu kuliah,beliau lebih banyak mengajarkan tentang kehidupan, bagaimana menyikapinya,langkah apa yang harus diambil disaat menghadapi situasi sulit,kecintaan terhadap bangsa ini, dan kejujuran yang tulus dari lubuk hati.

Jujur saja apa yang diberikannya ,jauh lebih bermanfaat, ketimbang isi materi perkuliahan,yang belakangan saya tahu,itu tinggal dibaca dan dipahami sendiri.

Itulah tiga orang dari masa lalu, yang tidak pernah hilang dari ingatan,mungkin karena mereka adalah manusia pertama yang memukau saya ( karena yang lain ga tahu ? pastinya )

Belakangan, saya menyadari, begitu banyak pribadi, yang dari tulisannya saya tahu, mereka adalah manusia diatas rata rata.

Dan sepertinya,dari perjalanan hidup yang sudah dilalui, apa yang sudah diberikan beliau, amat sangat berguna dan bermanfaat tuk melewati kehidupan ini, yang memang terkadang bisa membuat kepala nyut nyutan.

Terima kasih tuk semuanya.