Jumat, 14 November 2008

CORETAN ISENG, JANGAN PEDULIKAN

Kutuliskan ini tuk jiwa yang lelah dan penat mencari Mu yang TAK BERWUJUD,
yang senantiasa HADIR walaupun tak disadari
yang senantiasa BERBISIK LEMBUT,walaupun terbias oleh hiruk pikuk kahidupan
Cari dan telusuri Dia diruang jiwa mu ,sampai kepelosok relung jiwa yang paling gelap,sempit dan tersembunyi
Dan sementara kau belum dapat menyadaringa,jangan takut tuk menerima Dia apa adanya,karena......
Disaat engkau membenci Nya.......Dia akan hadir dengan cinta Nya
Disaat engkau mengabaikan Nya .....Dia akan hadir dengan kepedulian Nya
Bahkan disaat engkau tidak mempercayai Nya .......maka Dia akan menjelma menjadi apapun yang engkau lihat dan engkau dengar.
Dia akan menunjukan KEBERADAANNYA dengan cara tersendiri
Dan kita hanya cukup mencarinya kedalam diri,sampai Dia yang TAK BERWUJUD,menjelma menjadi apapun yang BERWUJUD,sehingga kemanapun matamu memandang yang terlihat hanya DIA

Sekedar berbagi

TUNGGU AKU DISITU


Tuk engkau nun jauh disana

Yang telah hadir diseparuh hidupku

Walaupun tanpa kusadari dan kumengerti

Ada cinta setulus dan sejernih embun pagi

Cinta apa adanya,utuh dan tak lekang oleh waktu

Tak banyak meminta,hanya memberi

Tak berharap tapi juga tak pernah kehilangan asa

Kau hanya menunggu,tak pernah bergeming, sampai aku bisa menyadarinya

Dan melirik jiwa mu yang tak pernah penat menanti

Dan baru kusadari,ada binar pelangi dimatamu

Mungkin sejak dulu,tapi tak kulihat

Sampai percikan air hujan menyirami jiwa ku yang gersang

Dan menyuburkan benih cinta yang mungkin juga ada dihati

Meski mungkin tak bisa tuk diraih,karena tali temali kehidupan yang tak mudah tuk dilewati

Tapi.......bukankah cinta adalah rahasia hati.......jadi biarkan dia ada disana

Dan tak seorangpun yang boleh tahu..

Jumat, 07 November 2008

SKENARIO KEHIDUPAN

Ada banyak orang hadir disekitar kita, dalam kehidupan ini, semuanya mempunyai MAKSUD dan TUJUAN yang SEMPURNA, sebab hanya dengan kehadiran orang disekitar kita, maka kita bisa belajar tentang segala hal. Kita tidak akan pernah bisa belajar sabar, tanpa kahadiran orang yang bisa menjengkelkan kita, yang kadang kadang membuat enek sampai mau muntah, kita belajar mengikhlaskan karena hadirnya orang yang kita cintai, yang lalu pergi meninggalkan kita tanpa sebab yang pasti. Belajar memaafkan tidak mungkin ada tanpa muncul peran orang yang menyakiti kita sampai ketulang sumsum, membenci tak mungkin bisa kita lewati,tanpa terlebih dulu mengasihi.

Ada begitu banyak orang yang hadir, yang semuanya hanya mempunyai satu tujuan, MENYEMPURNAKAN JIWA, dan kita lulus dari satu skenario kehidupan yang sudah diatur oleh semesta.

Dapatkah kita melewati semuanyanya hanya dalam satu babak kehidupan? Sebab tidak mudah tuk bisa lolos dari permainan kehidupan ini, tuk melewati satu belenggu saja, kadang membuat kita pontang panting, juga dari kenyataan hidup tidak semua orang yang begitu ‘ beruntung “ mendapatkan “anugrah” pembelajaran ini (yang menurut kebanyakan orang adalah “ musibah”)

Lalu apakah kita sanggup melewati semuanya dalam satu perjalanan hidup? Saya yakin sedikit yang bisa lolos ( kalaupun ada, mungkin, sudah berapa episode pembelajaran yang sudah dilewatinya, dan boleh jadi , pernah dan bahkan sering kali gagal, siapa tahu? )

Mencoba “memahami “ ini membuat hidup terasa ringan dan mengasyikkan, bahkan mungkin menggairahkan, kita tidak akan kehilangan energi hidup, selalu siap dengan hal yang yang tidak terduga yang mungkin tidak menyenangkan kita ( awalnya )

Jadi...........tidak ada satupun yang namanya keburukan dalam kehidupan ini ,sebab bagaimana mungkin yang Maha Baik membuat keburukan, atau yang Maha Benar menciptakan kesalahan.

Dan bukankah DIA diluar skenario dualitas, juga tidak ada satupun dijagat raya ini yang menyerupai Nya?

Dan ...........semuanya, hanyalah.............drama kehidupan yang diciptakan dan dirancang oleh YANG MAHA SEMPURNA, dengan tujuan, dan agar kita dapat menggapai kesempurnaan Nya.

Selasa, 04 November 2008

TUHAN HARUS YANG PALING UTAMA

Berlibur ke Bali? pernah, walaupun, selama puluhan tahun hidup baru dan Cuma dua kali, itupun terjadi karena ada tumpangan gratis, kalau tidak, boleh jadi sampai hari ini belum juga tercapai. Pulau yang satu ini amat sangat menyedot rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang tak pernah habisnya. Keindahan panoramanya? Siapa yang bisa membantah? Tetapi bukan hanya itu, atau malah, yang lebih membuat penasaran adalah kultur budaya yang menyatu dengan spiritualitas,sehingga tercermin dan tergambarkan dengan jelas, bahwa “ langit “ tidaklah terpisah dengan “bumi“, memuja “langit” identik dengan mencintai “bumi“, atau mencintai “sang pencipta“ ada keharusan mencintai “dunia” . Spiritualitas dan budaya, menjadi tak terpisahkan, sehingga membentuk paduan harmoni yang serasi dan selaras.

Ada rasa penasaran dan ingin tahu yang kuat, apa makna persembahan yang setiap saat dihantarkan ke Pura. Rasa ingin tahu ini terjawab disaat yang tepat (pasti semesta yang mengatur, karena mana ada peristiwa kebetulan di jagat raya yang amat tertib dan teratur ini ), seorang pemandu wisata adalah guru agama Hindu yang nyambi kerja (buat saya hal biasa, guru wajib mencari tambahan kalau tidak ingin megap megap menunggu “bulan” berakhir)

Pucuk dicinta ulam pun tiba, selama satu minggu penuh, obrolan yang seolah tak ada habisnya, karena sudah puluhan tahun terpendam dikepala, akhirnya terlampiaskan, ada rasa suka cita yang sulit tuk dijelaskan, ada rasa bahagia yang tidak tahu karena apa, dan mengapa, yang pasti ada kelegaan yang juga sulit tuk dijabarkan (bingungkan? Wong saya aja bingung )

Satu hal terjawab sudah, disaat beliau menjelaskan “ apapun itu, persembahan untuk Pura haruslah yang terbaik, buah yang paling baik, bunga yang paling indah, dan hiasan janur yang paling sempurna. Tidak ada seorang pun yang bisa dan boleh menggantinya, tidak suami, istri ataupun anak “

Cuma itu penjelasannya, tapi seolah seribu bulan memancarkan sinarnya, dan byaaaaar.........terang yang mendamaikan, merasuk kedalam jiwa.

Muncul bisikan dikalbu.............TUHAN YANG PALING UTAMA DAN WAJIB DI NOMOR SATUKAN!!!!

Senin, 03 November 2008

GENDER, BIOLOGIS ATAU PSIKOLOGIS


Masalah yang satu ini, tidak pernah selesai, selama berabad abad, dari zaman ratu BILQis, sampai MADONA, dan puncaknya periode JAHILIYAH, nun dibelahan bumi sebelah barat, dimana kehidupan begitu keras dan kematian selalu mengintip setiap saat.Konon bayi yang terlahir dengan jenis kelamin perempuan, tidak pernah diberi kesempatan menghirup udara dunia.

Tapi itu dulu kan?............sekarang? bukannya sudah tidak ada? Siapa bilang..........!!!!!!!

Selama konsep dan persepsi “ yang lemah “ selalu dikonotasikan dengan perempuan (konsepnya ada pada kitab suci ) maka persoalan SEJUMPUT ORGAN yang namanya jenis kelamin (padahal organ lain nya tidak ada bedanya, dan mungkin labih penting tuk kehidupan, ingat ada kloning, tehnik reproduksi masa depan ), maka masalah diskriminasi keperempuanan akan selalu muncul.

Lalu salahnya dimana ? karena yang satu bertahan itu ada didalam kitab suci, sementara yang lainnya tidak bisa menerima, tapi tidak berdaya, karena tidak mudah mempertentangkan “pakem kehidupan” yang satu ini, bisa bisa nyawa taruhannya.

Dan asal tahu saja,masalah ini ,telah lama sekali membuat kepala pusing (ego keperempuanan ? boleh jadi ) susahnya, berdebat dengan lawan jenis, yang biasanya amat mengasyikan,bila menyangkut masalah “gender “, berbalik menjadi amat sangat menyebalkan ( belakangan saya tahu, itu terjadi karena kami mewakili ego jenis kelamin masing masing )

Lalu seorang teman arif nan bijak,sedikit menyejukan hati, beliau berujar, sebenarnya, arti kata dalam kitab suci itu bukan hanya dikonotasikan dengan “ perempuan “, tapi bisa juga diartikan dengan “yang lemah “, aha..............berarti lintas kelamin ? karena banyak laki laki masuk katagori ini, atau malah mayoritas ? ha ha ha ......maaf.

Setelah sekian lama ,masalah yang membuat kadang dua kubu ini saling tarik ulur, secara tak sengaja,muncul sebuah buku”,SIAPA YANG MENGENAL DIRINYA, MAKA DIA MENGENAL TUHANNYA “ karangan JALALUDIN RUMI, dalam waktu sekejab tandas sudah buku itu dibaca.

Satu penjelasan yang membuat hati ini plong adalah masalah “ GENDER “ yang tidak dapat diganggu gugat, karena keabsahannya mempunyai justifikasi kelas wahid.

Beliau, mengupas masalah ini dengan sudut pandang yang berbeda, selama ini kita selalu mengkonotasikan “ GENDER “ dengan dan berhubungan dengan “BIOLOGIS sampai lupa, boleh jadi itu sebenarnya masalah “ PSIKOLOGIS”, sehingga pembahasannya tidak melulu menyangkut secuil organ yang kita beri nama “ kelamin “.

Menurutnya, kelelakian, atau tepatnya MASKULINITAS,adalah simbol dari “ aktif “ dan pada manusia itu diwakili oleh “PIKIRAN “, sedangkan keperempuanan, atau tepatnya “FEMINITAS “ adalah simbol dari pasif, diwakili oleh “ NAFSU “

Dalam proses psikologis jiwa, pikiran ( aktif ) dapat menguasai nafsu ( pasif ), atau maskulinitas dapat menguasai feminitas.

Jadi, definisi laki laki atau tepatnya MASKULIN, adalah........MANUSIA YANG PIKIRANNYA DAPAT MENGUASAI NAFSUNYA . Dan perempuan atau tepatnya FEMINITAS, adalah ......... MANUSIA YANG NAFSUNYA , MENGUASAI PIKIRANNYA.

Ha ha ha ha terima kasih “MAULANA “

Karena sebentar lagi kita akan memilih PEMIMPIN BANGSA, hanya sekedar berbagi,

PILIHLAH PEMIMPIN YANG PIKIRANNYA MENGUASAI NAFSUNYA, dan jangan memilih, PEMIMNPIN YANG NAFSUNYA MENGUASAI PIKIRANNYA.

MASIH MERIBUTKAN DAN MEMPERTENTANGKAN JENIS KELAMIN ?????????? CAPE DEH

Minggu, 02 November 2008

SEPENGGAL KISAH


Diakhir minggu puluhan tahun yang lalu,seperti biasa,agenda rutin ku membaca majalah mingguan terkenal.tidak pernah ada yang terlewat ( kecuali iklan mungkin ) dari halaman pertama sampai terakhir kulalap habis,karena sidikit sekali sumber bacaan yang membuatwawasan menjadi sedikit lebih terbuka ( dalam bahasa indonesia dan terjangkau kantung penghasilan ku sebagai seorang guru ).Dari surat pembaca sampai masalah perekonomian bangsa , ludes semua. Selesai itu, lama aku terdiam,sedih, miris dantak tahu apa yang harus aku lakukan atau kemana aku harus berbagi tentang ini, agar paling tidak sekedar bercerita agar sesak didada ini berkurang, dan aku ragu adakah yang peduli, jangan jangan Cuma aku saja yang terlalu sentimentil, tapi mana mungkin hanya aku saja yang tersentuh, aku yakin banyak orang diluar sana yang peduli,hanya saja aku tidak tahu dan tidak mengenalnya.Sebenarnya HANYA karena sebuah surat pembaca yang berasal dari seorang petani PIR ( Perkebunan Inti Rakyat ) yang kebetulan ikut transmigrasi jauh kepelosok pulau Sumatra.tanaman yang dikelolanya adalah karet.

Beliu menulis kisah kehidupannya selama menjadi peserta PIR,merasa jauh labih baik, dengan ukuran,dirinya tidak pernah bersekolah dan otomatis tidak bisa baca tulis, dengan suka cita beliau bertutur,sekarang saya bisa menyekolahkan anak saya sampai SMA, hal yang tidak pernah bisa dilakukan orang tua saya.Begitu bangganya saya sehingga saya yakin bahwa anak cucu saya nanti akan punya kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan saya.

Tapi ........setelah anak saya lulus dari SMA,dia tidak ingin tinggal di dusun terpencil ini,dia mengatakan “ pekerjaan seperti ini hanya cocok untuk orang yang tidak bisa baca dan tulis “ saya setuju sakali, karena sayapun tidak ingin anak saya menjadi seperti saya, dia harus lebih dari saya,kerja “kantoran “ itulah yang ada dikepala saya.

Setelah berembuk, kami sekeluarga setuju,anak saya yang berijasah ,harus pergi dan keluar dari dusun terpencil ini,dan mencari penghidupan yang “LEBIH BAIK “

Disuatu pagi pergilah dia menuju kota propinsi terdekat, dengan berbekal uang seadanya , dia menuju kota Palembang.

Lama tak terdengar beritanya,dan sayapun tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, karena kami kehilangan kontak sama sekali.

Sampai suatu hari ,ada ketukan dipintu, dan ketika saya buka, ternyata anakku pulang dan kembali kerumah.Tapi apa yang terjadi membuat saya terkejut, penampilannya tidak sesuai bahkan jauh dari yang saya bayangkan selama ini, lusuh, pucat, dan yang lebih mengkhawatirkan , pandangan matanya sama sekali tidak memancarkan gairah hidup.

Akhirnya, dari cerita yang dipaparkannya , saya menjadi tahu,bahwa ijasah SMA yang kami banggakan tidak ada artinya, karena begitu banyak pencari kerja tapi sedikit lowongan yang tersedia.

Dan akhir dari tragedi ini, anak saya tetap didusun kecil ini, tanpa kerja ( kerena pekerjaan saya bukan dan tidak cocok dengan ijasah yang dimilikinya ) mengganggur, dan setiap hari hanya bermain gitar sambil mabuk.Saya bingung apa yang salah ? Saya yang tidak bisa baca tulis, tapi mampu menyekolahkan anak sampai SMA , sementara anak saya,jangankan menyekolahkan anak anaknya,memberi makan dirinya saja dia tidak mampu. APA dan DIMANA letak kesalahannya.

PENDIDIKAN MENCABUT GENERASI DARI AKAR BUDAYANYA ??????????? SIAPA TAHU !!!!!!!!!!!!!!!!

GURU KEHIDUPAN

Ada,kadang sering, kerinduan muncul pada orang orang yang secara tidak langsung mengisi dan mencerahkan isi kepala yang tadinya kosong melompong.Ada Mr Brower almarhum lewat tulisannya, yang tak pernah terlewatkan,pojok kanan atas,sebuah surat kabar terkenal, Karlina Leksono, almarhum De Drost, dan dosen favorit saya, dr yusuf, yang disaat mengajar saya usianya sudah lebih dari 70 tahun ( I love you so much, saya yakin mereka yang sudah tiada atau yang akan tiada pasti masuk surga )

Begitu kagumnya saya dengan dosen yang satu ini,yang menurut saya teramat “sexi “ isi kepalanya,tidak seharipun selama satu semester saya bolos dari jadwal kuliahnya, dan yang pasti duduk paling depan, hampir tidak pernah berkedip (ga mungkin ya ?) menyimak seluruh pembicaraannya.

Tapi jangan pernah berpikir, yang diajarkannya melulu materi perkuliahan ( waktu itu fisiologi manusia ), malah dari sebagian besar waktu kuliah,beliau lebih banyak mengajarkan tentang kehidupan, bagaimana menyikapinya,langkah apa yang harus diambil disaat menghadapi situasi sulit,kecintaan terhadap bangsa ini, dan kejujuran yang tulus dari lubuk hati.

Jujur saja apa yang diberikannya ,jauh lebih bermanfaat, ketimbang isi materi perkuliahan,yang belakangan saya tahu,itu tinggal dibaca dan dipahami sendiri.

Itulah tiga orang dari masa lalu, yang tidak pernah hilang dari ingatan,mungkin karena mereka adalah manusia pertama yang memukau saya ( karena yang lain ga tahu ? pastinya )

Belakangan, saya menyadari, begitu banyak pribadi, yang dari tulisannya saya tahu, mereka adalah manusia diatas rata rata.

Dan sepertinya,dari perjalanan hidup yang sudah dilalui, apa yang sudah diberikan beliau, amat sangat berguna dan bermanfaat tuk melewati kehidupan ini, yang memang terkadang bisa membuat kepala nyut nyutan.

Terima kasih tuk semuanya.

Jumat, 31 Oktober 2008

Perasaan

Pernah, bahkan mungkin sering gejolak hati tidak dapat dibendung, bahkan kita menjadi begitu tidak berdaya,sampai kita sendiri kehilangan diri, lalu berusaha tuk menghindar dan mencari sesuatu diluar sana, dengan harapan semuanya akan hilang, tapi apapun yang dilakukan diluar sana adalah semu, satu satunya jalan adalah menengok dan meniti kedalam diri, karena disanalah akar permasalahan muncul, dan jangan pernah melawan perasaan yang sedang berkecamuk didalam jiwa, apapun itu, cinta, benci ,rindu, patah dan sakit hati, apalagi kenangan pahit. Karena semakin dilawan maka ia akan memberi tendangan balik yang berlipat ganda dan membuat kita babak belur dan luluh lantak.

Lalu apa yang harus kita lakukan? terima itu apa adanya,dan jujur kepada diri tentang parasaan yang ada dihati.nikmati dan kenali,sampai akhirnya kita dapat berdamai dan nyaman dengan parasaan yang kita miliki.

kita akan tahu,cinta, benci, rindu, kenangan indah atau pahit sebenarnya hanya permainan pikiran.dapat melewatinya, maka kita akan menjadi manusia yang utuh,kita tidak lagi terjebak dengan permaina pikiran,kita nyaman dengan diri sendiri dan lebih arif dalam memandang kehidupan.

Lalu kita akan mempunyai cinta yang sempurna, cinta yang tak perlu alasan apalagi penjelasan, dan yakinlah, ada cinta sempurna lainnya yang akan kita temukan entah kapan, dikehidupan ini atau kehidupan yang akan datang, dan pada saatnya kita berani berucap.........aku cinta kamu......titik.

Kamis, 30 Oktober 2008

Dualitas

Sering kita bertanya,mengapa kehidupan mempunyai aturan yang berlawanan,ada siang ada malam,terang pasti disandingkan dengan gelap, panas bisa terasa bila ada dingin. Semuanya tercipta dengan padanan lawan yang berseberangan dan kontradiksi. Apa makna dan tujuannya?
Ada apa dibalik dua kutub berseberangan itu? Yang kita sebut dualitas.

Tapi coba, kalau kita renungkan dan mau jujur kepada diri,bukankah seru dan nikmatnya hidup justru pada saat kita berada dan menjalani diantara keduanya.bukankah proses memiliki segalanya harus diawali dengan tidak memiliki segalanya, melepaskan tidak dapat terjadi tanpa pernah menggenggam, hangatnya sang surya tak berarti tanpa kita pernah merasakan betapa menggigitnya udara dingin.

Lalu tuk apa proses itu harus dilalui, atau cuma itukah tujuan dari kehidupan? Mungkin ya......agar kita bisa mengenal diri kita yang hakiki dan memisahkannya dengan diri yang terseret drama kehidupan dan melekat dengan peran yang sementara ini,lalu kembali keasal kita, dan pada saat kita dapat melalui proses menjadi tadi dengan cara menyeberangi dari satu sisi kesisi lainnya, maka kita akan mempunyai sudut pandang yang berbeda, melihat dan mendengar dengan cara yang berbeda.dan yang lebih penting, menerima diri apa adanya, sehingga mampu menerima orang disekitar apa adanya.pula, dan bukankah hidup menjadi indah disaat kita bisa menjadi diri sendiri,lalu kita dapat menikmati seluruh permainan hidup yang diciptakan Nya.cuma itu .............????? mungkin saja ya

Sabtu, 25 Oktober 2008

Langkah Kaki

Wahai anakku....jangan takut tuk melangkah,bukankah pengalaman itu pernah kau lalui,disaat pertama kali kau berjalan,kau begitu yakin dan penuh semangat tanpa takut terjatuh,dan akhirnya kau bisa berjalan tegak.jangan hilangkan semangat itu hanya karena kau pernah terjatuh,bukankah kau juga pernah mengalaminya,dan dengan itu kau dpt berlari kencang.tanpa berani melewatinya kau hanya akan terduduk diam selamanya tanpa bisa mengejar apapun.

Melangkahlah,karena itulah yang diinginkan kehidupan,tidak mungkin dan tidak ada gunanya berjalan mundur,lebih bermakna dan menggairahkan menjalani apa yng belum kita ketahui,dibandingkan dengan duduk aman ditempat,hanya karena takut kecewa dan menyesal dengan apa yang akan terjadi didepan.kalaupun akhirnya kita kecewa dan menyesal,itu jauh lebih baik tuk pertumbuhan jiwa,dibandingkan diam ditempat,merasa aman tapi gersang dan mandek.

Bukankah jiwa hanya bisa tumbuh hanya dengan mengalami dan menjalaninya.jadilah pahlawan dalam kehidupan,bukan hanya pecundang,yang takut bergeser dari rasa aman dan nyaman.

Dan bukankah kita tak akan tahu kebahagiaan ,tanpa pernah merasakan apa itu penderitaan,dan tidak ada kebenaran tanpa diawali dengan kesalahan,dan terang menjadi tak berarti tanpa didahului kegelapan.

Juga bukankah semakin keras kehidupan menghempaskan kita,maka semakin besar peluang kita tuk melambung tinggi.karena suka tidak suka kehidupan bekerja seperti pegas,menghempaskan dan melambungkan,persis seperti timbangan mijan,tuk dapat seimbang kita terlebih dahulu belajar tuk sekali terhempas dan kadang sekali melambung,sampai akhirnya kita dapat duduk tenang tanpa bergunjang,dan seperti anak panah hanya bisa melesat disaat busur ajek dan tak bergerak.

Kita akan melesat seperti panah yang dilontarkan,jauh dan tinggi keangkasa luas,melepaskan belenggu kemeleketan ,dan memandang kehidupan dari atas sana,lalu semuanya menjadi terlihat indah adanya,bukankah bumi terlihat indah jika kita memandangnya dari atas sana.dan akhirnya semua ini adalah keindahan,dan sempurna adanya.

Jadi..........anakku........jalani sajalah....dan ,semesta akan menyatu dengan apa yang kita yakini

Kekasih Jiwa

Adakah........jika.......pasti....... Berada di dekatnya,laksana semesta dalam dekapan. Memandangnya,semburat pelangi berhamburan menyilaukan mata. Dia hadir dibeningnya subuh,muncul bersama sang surya, terbayang di ufuk timur,dan tersamar di ufuk barat. Bersamanya,kata seolah menjadi terbatas tuk menyiratkan makna dan rasa. Dan akhirnya,kita hanya duduk terdiam,tanpa kata. Karena rasa tidak dapat diungkapkan dengan kata. Hanya keheningan dan kebisuan,sementara jiwa menyatu dalam diam. Menembus segala batas,dan menari dipanggung semesta.

Adakah dia ..........diluar sana?????

Jumat, 24 Oktober 2008

Anugrah

Disaat ego tersentuh

Karena impian dan harapan porak poranda

Disaat hati begitu pedih

Karena keterikatan tercabut dari diri

Disaat itu yang ada dalam diri

Adalah pertanyaan “ mengapa”

Lalu muncul kemarahan

Dan hujatan terhadap kehidupan

Mengapa Engkau begitu kejam

Memberi aku kesakitan

Yg hampir tak bisa ku tanggung

Dan kepedihan yg menyesakkan dada

Lalu.............

Disaat kelelahan melanda

Pikiran jernih muncul

Siapa pula aku

Yg berani menghujat Engkau

Dimalam yg begitu sunyi dan senyap

Kutengok semesta.............

Ku lihat.............

Kegelapan dan kesunyian

Begitu mencekam

Dan............

Kulihat kembali dunia dan kehidupan

Anehnya semuanya menjadi begitu sempurna

Dan penuh warna serta sarat dg keindahan

Ada benci tapi ada juga cinta

Ada penderitaan tapi ada juga kebahagiaan

Ada kemarahan tapi ada juga kedamaian

Dan..........

Untuk mengenalnya

Kita harus mengalami keduanya

Tidak dapat hanya memilih salah satunya

Karena menghindari yg satu

Akan menghilangkan makna yg lainnya

Akh..........

Lalu aku putuskan

Hidup jauh lebih menggairahkan

Dibandingkan sunyi dan senyap

Nun jauh..... di semesta tanpa batas

Duh Gusti........

Ampuni hamba

Dan terima kasih atas hidup ini

Kebenaran

Disuatu malam, disaat langit begitu cerah dan bintang bertaburan di angkasa. Duduk berdampingan seorang kakek dan cucunya. Lalu sang cucu berkata pada kakek “Kek! ceritakan tentang kebenaran”.

Kebenaran.......”. Si kakek terdiam ....lama .....lalu berkata ‘Yang pasti dia tunggal dan satu adanya”.

“Aku tak mengerti kek, coba berikan aku contoh”.

“Contoh ......oh kamu benar ‘cu. Karena dengan contoh maka makna menjadi jelas sedangkan penjelasan justru akan mengaburkan makna karena tidak semua hal dapat dijelaskan dengan kata. Sedangkan kata adalah sumber penjelasan yang tidak dapat diandalkan.”

“Contohnya kek!!!!!!”

“Oh ya ....begini ...”

“Seandainya kamu tanyakan pada semua orang yang berbeda suku, agama, dan ras tentang cinta lebih menyejukkan dibandingkan dengan benci”.

“Menurut mu apakah mereka akan sepakat mengatakan “ya”?”

Sambil berpikir dan merenung si cucu menjawab

“Kupikir semuanya akan mengatakan “ya”!”.

“Nah .......itulah kebenaran,dimana manusia tidak dapat mengatakan” tidak”!”.

“Cuma begitu kek ......”

“Ya .....Cuma begitu ....dan sesederhana itu”.

Dengan penasaran anak itu berkata lagi

“Lalu apabila mereka masih tidak sependapat apakah itu merupakan “ketidakbenaran”?”.

Kakek termenung lama ......................

Dan berkata ...”mungkin tidak juga”.

“Pada masanya itu adalah kebenaran sementara yang disepakati bersama”

Kakek menarik napas lega seolah terlepas dari beban yang berat

Dimalam yang cerah itu satu rahasia terkuak

Mimpi

Aku bermimpi

Mendaki gunung kebenaran

Dan mencapai puncak Illahi

Lalu kulihat kelembah barat

Disana kulihat, semua orang berteriak

Sembari menunjuk kearah puncak

Mereka berkata .....

Inilah satu satunya jalan untuk mendaki

Dan mencapai puncak Illahi

Kulihat juga ke lembah selatan

Semua orang berkumpul dan terdiam

Lalu pemimpin mereka mulai berkhotbah

“Cuma kitalah yang bisa mencapai puncak Illahi”

Kulirik lembah timur

Tiada kata lain yang terucap

Selain .....daki lah ...daki lah gunung kebenaran

Niscaya kau akan menemukan rahasia dibalik Rahasia

Dan kulihat kedamaian pada wajah wajah seterang rembulan

Lalu aku berjanji pada diri

Disaat aku turun nanti dan sampai dilembah

Aku tak akan berkata apapun ....selain ....

Daki lah...daki lah ....

Tapi .....nyamuk nakal menggigitku

Dan ......akh ......ternyata ini hanya mimpi

Seandainya ...........??????????

Maaf

Maaf ......

Karena membuat mu menunggu begitu lama

Saat aku sibuk bergelut dengan jiwaku

Maaf ........

Karena membuat mu menunggu begitu lama

Sampai aku berani menerabas dunia

Maaf .......

Karena membuat mu menunggu begitu lama

Berjuang membuang segala batas tuk merengkuh jiwa mu

Dan

Terima kasih .......

Atas kesabaran menunggu ku berdamai dengan dunia

Sehingga berani berjalan dengan tegak tanpa peduli

Pakaian

Bertahun aku mencari Mu

Kata orang Engkau ada dimana mana

Tak pernah pergi, karena Engkau tak pernah datang

Tapi .....ku cari Engkau dan tak pernah ku temukan

Dan aku terus mencari Mu

Disaat aku terluka

Karena duri kehidupan

Dan kelelahan melanda jiwa

Kuputuskan untuk berhenti mencari

Dan mulai melihat ke dalam diri

Ketika kulihat diri, Ternyata disana

Begitu banyak pakaian melekat

Ego, kesombongan, kebencian, harga diri........

Yang semuanya menutupi mata hati dan nurani ku

Pantas selama ini aku tak melihat Mu

Lalu ...kubuka semua pakaian ku

Dan aku berlari telanjang ditengah hujan

Dan ....butiran hujan ...

Laksana belaian lembut tangan Mu

Pada tubuh telanjang ku

Badai

Disaat badai mengamuk didalam jiwa

Pusaran anginnya membuka pintu rahasia

Dan didlmnya begitu banyak kebenaran

Yang tersembunyi berhamburan

Lalu semuanya menjadi begitu jelas dan terang

Membuat aku melayang dalam mengarungi kehidupan

Lalu aku berdoa dan menunggu

Kapan badai berikutnya akan datang

Sehingga membuka pintu rahasia yang lain

Yang akan membuatku melesat ke angkasa

Dan menemui Sang Maha pemilik Rahasia

Hujan

Gusti...........Hari ini hujan

Dan hati ku sepi

Kekasih jiwa .......nun jauh disana

Aku rindu ........tuk didekap

Dan berenang diruang jiwa seluas samudera

Tapi ........akh .......

Dan .....aku terjebak diantara

Hujan .....sepi .....dan........rindu

Label

Pada sebuah rumah sakit lima orang pasien sedang bertengkar hebat. Mereka mempertahankan pendiriannya. Hal yang dipertengkarkan adalah obat yang diberikan dokter untuk penyakit yang sama yang mereka derita. Rupanya si dokter memberikan merek obat yang berbeda

Karena tidak ada yang mau mengalah akhirnya perkelahian terjadi. Seluruh perawat berusaha melerai mereka. Dengan susah payah akhirnya perkelahian dapat dihentikan. Lalu datanglah dokter yang memberikan obat. Sambil menggelengkan kepala dan tersenyum geli Dokter tersebut berkata “obat yang saya berikan walaupun berbeda tapi kandungan inti sarinya sama, yaitu antibiotik”.

Dokter berlalu sambil tersenyum simpul.

Rahasia Ketidaktahuan

Masih kuingat dengan jelas disaat aku mulai bisa membaca. Tiada hari yang kulewati tanpa membaca. Membuat ibuku kesal dan marah. Menurutnya begitu banyak waktu terbuang. Sering beliau bertanya, “untuk apa membaca?”. Aku menjawab, “agar aku menjadi tahu”. “Setelah menjadi tahu, lalu apa?” jawab ibuku. Aku berkata “Aku menjadi sadar, banyak hal yang tidak aku ketahui”.

Dengan bingung beliau bergumam “Membaca, untuk tahu bahwa kita tidak tahu. Lalu apa gunanya membaca?”.

Ibundaku sayang, disaat kita menyadari banyak hal yang tidak kita ketahui maka tabir kebenaran Sang Maha Tahu tersingkap dan sinar kebenaran memancar dari kalbu, begitu terang dan menyilaukan sehingga Ayatnya terlihat jelas “pada bintang yang bersinar”, “burung yang berkicau”, “pohon yang rindang”, “hembusan angin pegunungan”, Atau “debur ombak dilautan”

Seandainya ibuku tahu.........

Perbedaan

Anak ku bertanya: “Mamah.........Mengapa di dunia ini begitu banyak perbedaan?”. Aku tersentak. Pertanyaan yang sama pernah muncul di dada. Dulu...........sekali. Pada saat jiwa sebening kaca dan hati sejernih embun. Tapi aku tak pernah menemukannya jawabannya.

Seiring perjalanan waktu dan tempaan kehidupan. Ada jawaban menyusup ke dalam jiwa. Lalu aku berkata.....“bukankah perbedaan yang membuat semuanya terlihat indah. Lihatlah tidak akan ada gunung yang indah tanpa jurang yang curam. Bukankah dengan adanya perbedaan panjang dan pendeknya dahan maka sebatang pohon akan terlihat indah”.

Kami terdiam lama.........Dari sorot matanya dan senyum yang tersinggung dibibirnya aku tahu anak ku memahaminya.

Kesadaran Jiwa

Jiwaku...........

Sekarang aku berani bertanya kepadamu. Pengalaman apakah yang ingin engkau alami dikehidupan yang singkat ini?

Ayolah katakan kepada ku. Karena........Waktu ku mungkin sebentar lagi. Dan..............Api kehidupan ku pun mulai meredup. Barangkali.........Sebentar lagi padam. Sayang sepercik api kesadaran ini datang terlambat. Dan entah berapa bilangan musim Engkau ku abaikan. Cepat katakan sebelum aku kehabisan waktu. Akan ku terjang segala rintangan yang menghalangi mu

Apakah kau ingin.........Berenang di laut luas? Terbang menembus angkasa? Mendaki gunung yang tinggi? Terjun ke jurang curam nan indah? Atau..........Menemukan belahan jiwa dan bercinta dengan gairah yang memabukkan?

Ayolah ......... katakan kepada ku

Aku menunggu jawaban mu

Hadir

Disaat aku terkapar dan jiwaku remuk redam. Ku datang kehadirat Mu. Bukan pertolongan Mu yang kupinta. Tapi aku habiskan waktu untuk memuji Mu Lalu Engkau berkata “ucapan siapa yang kauSampaikan kepada Ku“. Aku menjawab “ucapan manusia mulia dimasa lalu“. Engkau tersenyum dan berkata “siapa yang sedang berbicara ini, dirimu atau manusia mulia dimasa lalu“. Aku tersentak,kaget dan bingung. Seolah seribu halilintar menghantamku. Dan seribu godam memecah kepalaku. Aku terdiam dan membisu.

“Anak Ku........” Engkau berkata, “ribuan kali Aku memanggilmu. Setiap detik,menit,jam dan entah berapa bilangan tahun. Tapi engkau tidak pernah mendengarnya. Karena engkau tidak pernah hadir dan datang kepada Ku. Begitu banyak manusia didalam dirimu sehingga engkau kehilangan dirimu sendiri. Dengar nak,dan ingatlah, engkau sama mulianya dengan manusia lain, dan untuk menyadari itu kau harus berjalan meniti kedalam diri. Disana akan kau temukan, Aku dan engkau tidaklah berbeda”.

Lalu seolah seribu matahari memancarkan sinarnya, dan aku menari berputar seirama putaran semesta. Akh...........satu kehidupan yang penuh makna. Dan tidak terbuang sia sia

Terima kasih Tuhan, Allah, Dewata, Sang Hyang Widi, Jesus, Buddha, Zarathrusta...
Walau ku tahu, engkau tak ber Wujud dan tak ber Nama...

Cermin Diri

Suatu pagi,disebuah rumah

Terdengar suara ribut

Seorang anak, menunduk dengan takut

Sementara dari mulut sang ayah

Berhamburan caci dan maki

Sianak terdiam,menunggu membisu

Disaat sang ayah selesai dengan caci makinya

Lalu sianak berkata “ayah jika begitu banyak hal

Yang engkau tidak sukai dari diriku,pernahkah engkau berpikir

Dan ingin bertanya kepadaku, berapa banyak hal yang aku tidak sukai

Yang ada pada diri mu?

Sang ayah terhenyak,ada rasa malu yang muncul

Sianak pergi dan berlalu