Jumat, 31 Oktober 2008

Perasaan

Pernah, bahkan mungkin sering gejolak hati tidak dapat dibendung, bahkan kita menjadi begitu tidak berdaya,sampai kita sendiri kehilangan diri, lalu berusaha tuk menghindar dan mencari sesuatu diluar sana, dengan harapan semuanya akan hilang, tapi apapun yang dilakukan diluar sana adalah semu, satu satunya jalan adalah menengok dan meniti kedalam diri, karena disanalah akar permasalahan muncul, dan jangan pernah melawan perasaan yang sedang berkecamuk didalam jiwa, apapun itu, cinta, benci ,rindu, patah dan sakit hati, apalagi kenangan pahit. Karena semakin dilawan maka ia akan memberi tendangan balik yang berlipat ganda dan membuat kita babak belur dan luluh lantak.

Lalu apa yang harus kita lakukan? terima itu apa adanya,dan jujur kepada diri tentang parasaan yang ada dihati.nikmati dan kenali,sampai akhirnya kita dapat berdamai dan nyaman dengan parasaan yang kita miliki.

kita akan tahu,cinta, benci, rindu, kenangan indah atau pahit sebenarnya hanya permainan pikiran.dapat melewatinya, maka kita akan menjadi manusia yang utuh,kita tidak lagi terjebak dengan permaina pikiran,kita nyaman dengan diri sendiri dan lebih arif dalam memandang kehidupan.

Lalu kita akan mempunyai cinta yang sempurna, cinta yang tak perlu alasan apalagi penjelasan, dan yakinlah, ada cinta sempurna lainnya yang akan kita temukan entah kapan, dikehidupan ini atau kehidupan yang akan datang, dan pada saatnya kita berani berucap.........aku cinta kamu......titik.

Kamis, 30 Oktober 2008

Dualitas

Sering kita bertanya,mengapa kehidupan mempunyai aturan yang berlawanan,ada siang ada malam,terang pasti disandingkan dengan gelap, panas bisa terasa bila ada dingin. Semuanya tercipta dengan padanan lawan yang berseberangan dan kontradiksi. Apa makna dan tujuannya?
Ada apa dibalik dua kutub berseberangan itu? Yang kita sebut dualitas.

Tapi coba, kalau kita renungkan dan mau jujur kepada diri,bukankah seru dan nikmatnya hidup justru pada saat kita berada dan menjalani diantara keduanya.bukankah proses memiliki segalanya harus diawali dengan tidak memiliki segalanya, melepaskan tidak dapat terjadi tanpa pernah menggenggam, hangatnya sang surya tak berarti tanpa kita pernah merasakan betapa menggigitnya udara dingin.

Lalu tuk apa proses itu harus dilalui, atau cuma itukah tujuan dari kehidupan? Mungkin ya......agar kita bisa mengenal diri kita yang hakiki dan memisahkannya dengan diri yang terseret drama kehidupan dan melekat dengan peran yang sementara ini,lalu kembali keasal kita, dan pada saat kita dapat melalui proses menjadi tadi dengan cara menyeberangi dari satu sisi kesisi lainnya, maka kita akan mempunyai sudut pandang yang berbeda, melihat dan mendengar dengan cara yang berbeda.dan yang lebih penting, menerima diri apa adanya, sehingga mampu menerima orang disekitar apa adanya.pula, dan bukankah hidup menjadi indah disaat kita bisa menjadi diri sendiri,lalu kita dapat menikmati seluruh permainan hidup yang diciptakan Nya.cuma itu .............????? mungkin saja ya

Sabtu, 25 Oktober 2008

Langkah Kaki

Wahai anakku....jangan takut tuk melangkah,bukankah pengalaman itu pernah kau lalui,disaat pertama kali kau berjalan,kau begitu yakin dan penuh semangat tanpa takut terjatuh,dan akhirnya kau bisa berjalan tegak.jangan hilangkan semangat itu hanya karena kau pernah terjatuh,bukankah kau juga pernah mengalaminya,dan dengan itu kau dpt berlari kencang.tanpa berani melewatinya kau hanya akan terduduk diam selamanya tanpa bisa mengejar apapun.

Melangkahlah,karena itulah yang diinginkan kehidupan,tidak mungkin dan tidak ada gunanya berjalan mundur,lebih bermakna dan menggairahkan menjalani apa yng belum kita ketahui,dibandingkan dengan duduk aman ditempat,hanya karena takut kecewa dan menyesal dengan apa yang akan terjadi didepan.kalaupun akhirnya kita kecewa dan menyesal,itu jauh lebih baik tuk pertumbuhan jiwa,dibandingkan diam ditempat,merasa aman tapi gersang dan mandek.

Bukankah jiwa hanya bisa tumbuh hanya dengan mengalami dan menjalaninya.jadilah pahlawan dalam kehidupan,bukan hanya pecundang,yang takut bergeser dari rasa aman dan nyaman.

Dan bukankah kita tak akan tahu kebahagiaan ,tanpa pernah merasakan apa itu penderitaan,dan tidak ada kebenaran tanpa diawali dengan kesalahan,dan terang menjadi tak berarti tanpa didahului kegelapan.

Juga bukankah semakin keras kehidupan menghempaskan kita,maka semakin besar peluang kita tuk melambung tinggi.karena suka tidak suka kehidupan bekerja seperti pegas,menghempaskan dan melambungkan,persis seperti timbangan mijan,tuk dapat seimbang kita terlebih dahulu belajar tuk sekali terhempas dan kadang sekali melambung,sampai akhirnya kita dapat duduk tenang tanpa bergunjang,dan seperti anak panah hanya bisa melesat disaat busur ajek dan tak bergerak.

Kita akan melesat seperti panah yang dilontarkan,jauh dan tinggi keangkasa luas,melepaskan belenggu kemeleketan ,dan memandang kehidupan dari atas sana,lalu semuanya menjadi terlihat indah adanya,bukankah bumi terlihat indah jika kita memandangnya dari atas sana.dan akhirnya semua ini adalah keindahan,dan sempurna adanya.

Jadi..........anakku........jalani sajalah....dan ,semesta akan menyatu dengan apa yang kita yakini

Kekasih Jiwa

Adakah........jika.......pasti....... Berada di dekatnya,laksana semesta dalam dekapan. Memandangnya,semburat pelangi berhamburan menyilaukan mata. Dia hadir dibeningnya subuh,muncul bersama sang surya, terbayang di ufuk timur,dan tersamar di ufuk barat. Bersamanya,kata seolah menjadi terbatas tuk menyiratkan makna dan rasa. Dan akhirnya,kita hanya duduk terdiam,tanpa kata. Karena rasa tidak dapat diungkapkan dengan kata. Hanya keheningan dan kebisuan,sementara jiwa menyatu dalam diam. Menembus segala batas,dan menari dipanggung semesta.

Adakah dia ..........diluar sana?????

Jumat, 24 Oktober 2008

Anugrah

Disaat ego tersentuh

Karena impian dan harapan porak poranda

Disaat hati begitu pedih

Karena keterikatan tercabut dari diri

Disaat itu yang ada dalam diri

Adalah pertanyaan “ mengapa”

Lalu muncul kemarahan

Dan hujatan terhadap kehidupan

Mengapa Engkau begitu kejam

Memberi aku kesakitan

Yg hampir tak bisa ku tanggung

Dan kepedihan yg menyesakkan dada

Lalu.............

Disaat kelelahan melanda

Pikiran jernih muncul

Siapa pula aku

Yg berani menghujat Engkau

Dimalam yg begitu sunyi dan senyap

Kutengok semesta.............

Ku lihat.............

Kegelapan dan kesunyian

Begitu mencekam

Dan............

Kulihat kembali dunia dan kehidupan

Anehnya semuanya menjadi begitu sempurna

Dan penuh warna serta sarat dg keindahan

Ada benci tapi ada juga cinta

Ada penderitaan tapi ada juga kebahagiaan

Ada kemarahan tapi ada juga kedamaian

Dan..........

Untuk mengenalnya

Kita harus mengalami keduanya

Tidak dapat hanya memilih salah satunya

Karena menghindari yg satu

Akan menghilangkan makna yg lainnya

Akh..........

Lalu aku putuskan

Hidup jauh lebih menggairahkan

Dibandingkan sunyi dan senyap

Nun jauh..... di semesta tanpa batas

Duh Gusti........

Ampuni hamba

Dan terima kasih atas hidup ini

Kebenaran

Disuatu malam, disaat langit begitu cerah dan bintang bertaburan di angkasa. Duduk berdampingan seorang kakek dan cucunya. Lalu sang cucu berkata pada kakek “Kek! ceritakan tentang kebenaran”.

Kebenaran.......”. Si kakek terdiam ....lama .....lalu berkata ‘Yang pasti dia tunggal dan satu adanya”.

“Aku tak mengerti kek, coba berikan aku contoh”.

“Contoh ......oh kamu benar ‘cu. Karena dengan contoh maka makna menjadi jelas sedangkan penjelasan justru akan mengaburkan makna karena tidak semua hal dapat dijelaskan dengan kata. Sedangkan kata adalah sumber penjelasan yang tidak dapat diandalkan.”

“Contohnya kek!!!!!!”

“Oh ya ....begini ...”

“Seandainya kamu tanyakan pada semua orang yang berbeda suku, agama, dan ras tentang cinta lebih menyejukkan dibandingkan dengan benci”.

“Menurut mu apakah mereka akan sepakat mengatakan “ya”?”

Sambil berpikir dan merenung si cucu menjawab

“Kupikir semuanya akan mengatakan “ya”!”.

“Nah .......itulah kebenaran,dimana manusia tidak dapat mengatakan” tidak”!”.

“Cuma begitu kek ......”

“Ya .....Cuma begitu ....dan sesederhana itu”.

Dengan penasaran anak itu berkata lagi

“Lalu apabila mereka masih tidak sependapat apakah itu merupakan “ketidakbenaran”?”.

Kakek termenung lama ......................

Dan berkata ...”mungkin tidak juga”.

“Pada masanya itu adalah kebenaran sementara yang disepakati bersama”

Kakek menarik napas lega seolah terlepas dari beban yang berat

Dimalam yang cerah itu satu rahasia terkuak

Mimpi

Aku bermimpi

Mendaki gunung kebenaran

Dan mencapai puncak Illahi

Lalu kulihat kelembah barat

Disana kulihat, semua orang berteriak

Sembari menunjuk kearah puncak

Mereka berkata .....

Inilah satu satunya jalan untuk mendaki

Dan mencapai puncak Illahi

Kulihat juga ke lembah selatan

Semua orang berkumpul dan terdiam

Lalu pemimpin mereka mulai berkhotbah

“Cuma kitalah yang bisa mencapai puncak Illahi”

Kulirik lembah timur

Tiada kata lain yang terucap

Selain .....daki lah ...daki lah gunung kebenaran

Niscaya kau akan menemukan rahasia dibalik Rahasia

Dan kulihat kedamaian pada wajah wajah seterang rembulan

Lalu aku berjanji pada diri

Disaat aku turun nanti dan sampai dilembah

Aku tak akan berkata apapun ....selain ....

Daki lah...daki lah ....

Tapi .....nyamuk nakal menggigitku

Dan ......akh ......ternyata ini hanya mimpi

Seandainya ...........??????????

Maaf

Maaf ......

Karena membuat mu menunggu begitu lama

Saat aku sibuk bergelut dengan jiwaku

Maaf ........

Karena membuat mu menunggu begitu lama

Sampai aku berani menerabas dunia

Maaf .......

Karena membuat mu menunggu begitu lama

Berjuang membuang segala batas tuk merengkuh jiwa mu

Dan

Terima kasih .......

Atas kesabaran menunggu ku berdamai dengan dunia

Sehingga berani berjalan dengan tegak tanpa peduli

Pakaian

Bertahun aku mencari Mu

Kata orang Engkau ada dimana mana

Tak pernah pergi, karena Engkau tak pernah datang

Tapi .....ku cari Engkau dan tak pernah ku temukan

Dan aku terus mencari Mu

Disaat aku terluka

Karena duri kehidupan

Dan kelelahan melanda jiwa

Kuputuskan untuk berhenti mencari

Dan mulai melihat ke dalam diri

Ketika kulihat diri, Ternyata disana

Begitu banyak pakaian melekat

Ego, kesombongan, kebencian, harga diri........

Yang semuanya menutupi mata hati dan nurani ku

Pantas selama ini aku tak melihat Mu

Lalu ...kubuka semua pakaian ku

Dan aku berlari telanjang ditengah hujan

Dan ....butiran hujan ...

Laksana belaian lembut tangan Mu

Pada tubuh telanjang ku

Badai

Disaat badai mengamuk didalam jiwa

Pusaran anginnya membuka pintu rahasia

Dan didlmnya begitu banyak kebenaran

Yang tersembunyi berhamburan

Lalu semuanya menjadi begitu jelas dan terang

Membuat aku melayang dalam mengarungi kehidupan

Lalu aku berdoa dan menunggu

Kapan badai berikutnya akan datang

Sehingga membuka pintu rahasia yang lain

Yang akan membuatku melesat ke angkasa

Dan menemui Sang Maha pemilik Rahasia

Hujan

Gusti...........Hari ini hujan

Dan hati ku sepi

Kekasih jiwa .......nun jauh disana

Aku rindu ........tuk didekap

Dan berenang diruang jiwa seluas samudera

Tapi ........akh .......

Dan .....aku terjebak diantara

Hujan .....sepi .....dan........rindu

Label

Pada sebuah rumah sakit lima orang pasien sedang bertengkar hebat. Mereka mempertahankan pendiriannya. Hal yang dipertengkarkan adalah obat yang diberikan dokter untuk penyakit yang sama yang mereka derita. Rupanya si dokter memberikan merek obat yang berbeda

Karena tidak ada yang mau mengalah akhirnya perkelahian terjadi. Seluruh perawat berusaha melerai mereka. Dengan susah payah akhirnya perkelahian dapat dihentikan. Lalu datanglah dokter yang memberikan obat. Sambil menggelengkan kepala dan tersenyum geli Dokter tersebut berkata “obat yang saya berikan walaupun berbeda tapi kandungan inti sarinya sama, yaitu antibiotik”.

Dokter berlalu sambil tersenyum simpul.

Rahasia Ketidaktahuan

Masih kuingat dengan jelas disaat aku mulai bisa membaca. Tiada hari yang kulewati tanpa membaca. Membuat ibuku kesal dan marah. Menurutnya begitu banyak waktu terbuang. Sering beliau bertanya, “untuk apa membaca?”. Aku menjawab, “agar aku menjadi tahu”. “Setelah menjadi tahu, lalu apa?” jawab ibuku. Aku berkata “Aku menjadi sadar, banyak hal yang tidak aku ketahui”.

Dengan bingung beliau bergumam “Membaca, untuk tahu bahwa kita tidak tahu. Lalu apa gunanya membaca?”.

Ibundaku sayang, disaat kita menyadari banyak hal yang tidak kita ketahui maka tabir kebenaran Sang Maha Tahu tersingkap dan sinar kebenaran memancar dari kalbu, begitu terang dan menyilaukan sehingga Ayatnya terlihat jelas “pada bintang yang bersinar”, “burung yang berkicau”, “pohon yang rindang”, “hembusan angin pegunungan”, Atau “debur ombak dilautan”

Seandainya ibuku tahu.........

Perbedaan

Anak ku bertanya: “Mamah.........Mengapa di dunia ini begitu banyak perbedaan?”. Aku tersentak. Pertanyaan yang sama pernah muncul di dada. Dulu...........sekali. Pada saat jiwa sebening kaca dan hati sejernih embun. Tapi aku tak pernah menemukannya jawabannya.

Seiring perjalanan waktu dan tempaan kehidupan. Ada jawaban menyusup ke dalam jiwa. Lalu aku berkata.....“bukankah perbedaan yang membuat semuanya terlihat indah. Lihatlah tidak akan ada gunung yang indah tanpa jurang yang curam. Bukankah dengan adanya perbedaan panjang dan pendeknya dahan maka sebatang pohon akan terlihat indah”.

Kami terdiam lama.........Dari sorot matanya dan senyum yang tersinggung dibibirnya aku tahu anak ku memahaminya.

Kesadaran Jiwa

Jiwaku...........

Sekarang aku berani bertanya kepadamu. Pengalaman apakah yang ingin engkau alami dikehidupan yang singkat ini?

Ayolah katakan kepada ku. Karena........Waktu ku mungkin sebentar lagi. Dan..............Api kehidupan ku pun mulai meredup. Barangkali.........Sebentar lagi padam. Sayang sepercik api kesadaran ini datang terlambat. Dan entah berapa bilangan musim Engkau ku abaikan. Cepat katakan sebelum aku kehabisan waktu. Akan ku terjang segala rintangan yang menghalangi mu

Apakah kau ingin.........Berenang di laut luas? Terbang menembus angkasa? Mendaki gunung yang tinggi? Terjun ke jurang curam nan indah? Atau..........Menemukan belahan jiwa dan bercinta dengan gairah yang memabukkan?

Ayolah ......... katakan kepada ku

Aku menunggu jawaban mu

Hadir

Disaat aku terkapar dan jiwaku remuk redam. Ku datang kehadirat Mu. Bukan pertolongan Mu yang kupinta. Tapi aku habiskan waktu untuk memuji Mu Lalu Engkau berkata “ucapan siapa yang kauSampaikan kepada Ku“. Aku menjawab “ucapan manusia mulia dimasa lalu“. Engkau tersenyum dan berkata “siapa yang sedang berbicara ini, dirimu atau manusia mulia dimasa lalu“. Aku tersentak,kaget dan bingung. Seolah seribu halilintar menghantamku. Dan seribu godam memecah kepalaku. Aku terdiam dan membisu.

“Anak Ku........” Engkau berkata, “ribuan kali Aku memanggilmu. Setiap detik,menit,jam dan entah berapa bilangan tahun. Tapi engkau tidak pernah mendengarnya. Karena engkau tidak pernah hadir dan datang kepada Ku. Begitu banyak manusia didalam dirimu sehingga engkau kehilangan dirimu sendiri. Dengar nak,dan ingatlah, engkau sama mulianya dengan manusia lain, dan untuk menyadari itu kau harus berjalan meniti kedalam diri. Disana akan kau temukan, Aku dan engkau tidaklah berbeda”.

Lalu seolah seribu matahari memancarkan sinarnya, dan aku menari berputar seirama putaran semesta. Akh...........satu kehidupan yang penuh makna. Dan tidak terbuang sia sia

Terima kasih Tuhan, Allah, Dewata, Sang Hyang Widi, Jesus, Buddha, Zarathrusta...
Walau ku tahu, engkau tak ber Wujud dan tak ber Nama...

Cermin Diri

Suatu pagi,disebuah rumah

Terdengar suara ribut

Seorang anak, menunduk dengan takut

Sementara dari mulut sang ayah

Berhamburan caci dan maki

Sianak terdiam,menunggu membisu

Disaat sang ayah selesai dengan caci makinya

Lalu sianak berkata “ayah jika begitu banyak hal

Yang engkau tidak sukai dari diriku,pernahkah engkau berpikir

Dan ingin bertanya kepadaku, berapa banyak hal yang aku tidak sukai

Yang ada pada diri mu?

Sang ayah terhenyak,ada rasa malu yang muncul

Sianak pergi dan berlalu